Monday, March 5, 2012
Mandikan Aku Mama
Posted by
iknazone
Aku punya teman bernama Pita, seorang yang
cerdas dan berprestasi dalam pekerjaannya. Pita terus mengejar impiannya hingga
suatu saat ia mendapatkan seorang suami yang sama-sama berprestasi. Bertepatan
dengan diangkatnya Pita menjadi staf diplomat dan selesainya suaminya meraih
gelar doktor, lahirlah seorang anak laki-laki buah cinta mereka, Eka namanya.
Pita semakin sibuk dengan pekerjaannya sedangkan Eka baru berumur 6 bulan.
Pita sangat sering meninggalkan Eka pergi dari
satu kota ke kota lain, bahkan dari satu negara ke negara lain. Aku
pernah bertanya kepadanya, “Bukankah Eka masih terlalu kecil untuk ditinggalkan
?” “Tidak, aku sudah mempersiapkan segalanya dan semua pasti berjalan baik”,
jawab Pita. Di bawah perawatan baby-sitter dan pengawasan kakek-neneknya, Eka
tumbuh menjadi anak yang cerdas dan lincah. Kakek neneknya tidak pernah lupa
menceritakan kepada Eka akan kehebatan kedua orang tuanya yang telah menjadi
kebanggaan mereka semua.
Meskipun kedua orang tuanya begitu sibuk, namun
Eka bisa memahami kesibukan mereka. Suatu hari, Eka pernah meminta seorang adik
kepada kedua orang tuanya. Kedua orang tuanya menjelaskan tentang kesibukan
mereka yang belum memungkinkan untuk memberikan Eka seorang adik. Kali ini, Eka
lagi-lagi mengerti kondisi orang tuanya. Karena sikap Eka yang begitu
pengertian dan dewasa, Pita menyebutnya “malaikat kecil”. Meskipun kedua orang
tuanya sering pulang larut malam, namun Eka tetap bersikap manis dan tidak
ngambek. Karena kemanisan sikap Eka, aku pernah mengimpikan seorang anak
sepertinya.
Pagi yang cerah di hari itu, entah kenapa Eka
tidak mau dimandikan oleh baby sitternya. “Eka ingin mama yang memandikan”,
katanya. Pita yang setiap hari berpacu dengan waktu tentu saja menjadi gusar.
Eka mengajukan permohonan yang sama selama kurang lebih seminggu, tetapi Pita
dan suaminya tidak begitu peduli. “Mungkin ia sedang dalam masa peralihan
sehingga ia minta perhatian yang lebih”, pikir mereka. Sampai suatu sore, aku
dikejutkan oleh telepon Ida, sang baby sitter. Ada kepanikan di dalam suaranya,
“Bu dokter, Eka sakit demam dan kejang-kejang. Sekarang ia di UGD”. Tanpa pikir
panjang aku langsung menuju UGD, tetapi semua sudah terlambat. Tuhan telah
memanggil Eka, malaikat kecil yang lincah, pintar dan pengertian.
Saat kejadian, mamanya sedang meresmikan kantor
barunya. Dalam keadaan terpukul, Pita pulang ke rumah dan satu-satunya yang
ingin ia lakukan adalah memandikan malaikat kecilnya Eka. Keinginan untuk
memandikan Eka memang tercapai, walau dalam keadaan tubuh yang terbujur kaku.
Ia memandikan Eka diiringi deraian air mata dan rintihan pedih, “Ini mama
sayang … mama yang memandikan Eka”. Tubuh kecil Eka telah tertimbun tanah,
tetapi kami masih berdiri membisu disana. Aku membiarkan Pita mengucapkan
kata-kata yang bisa menghibur dirinya sendiri atas kepergian Eka-nya.
Hening sejenak, sebelum Pita akhirnya tertunduk,
“Bangun Eka, mama mau mandikan Eka, berikan mama kesempatan sekali lagi, Ka …”
Rintihan itu begitu menyayat kalbu, tapi semua sudah terlanjur. Penyesalan
selalu datang terlambat dan kesempatan yang sama tidak akan pernah terulang.
Nyatakanlah perhatian dan kasih kepada orang-orang yang kita kasihi, selama
masih ada kesempatan. Kita bisa mencari waktu lain untuk berkarier dan
berusaha, tetapi orang-orang yang kita kasihi tidak selamanya bisa bersama
kita.
Siapa yang tahu berapa lama seseorang hidup di
dunia ini ? Itu adalah misteri ilahi.
Berbuat baik dan nyatakanlah kasih selama
masih ada kesempatan, itulah perintah Tuhan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment